Rabu, 26 Oktober 2011

Principles-based & Rules-based Accounting Standards

 
Selama ini orang memandang bahwa standar akuntansi U.S. adalah rule-based, dan IFRS adalah principle-based. Nelson (2003) mendefinisi aturan (rules) meliputi kriteria spesifik, “bright line” thresholds, contoh-contoh, pembatasan skopa, perkecualian, petunjuk implementasi. AAA Financial Accounting Standard Committee (2003) mengkarakteristikkan standar sebagai sebuah kontinum yaitu rigid (more rules) pada satu titik, dan fleksible (more concept or principle) pada titik lain. AAA Financial Accounting Standard Committee (2003) juga memberikan ilustrasi standar yang more rules dengan pernyataan  “Annual depreciation expense for all assets is to be 10 percent of the original cost of asset until the asset fully depreciated “, dan standar yang more principles dengan pernyataan ” Depreciation expense for the reporting period should reflect the decline in the economic value of the asset over the period“.
Berdasar ilustrasi di atas, standar yang more rules tidak meninggalkan ruang untuk judgment mengenai jumlah biaya depresiasi. Standar semacam ini akan meningkatkan konsistensi dan keterbandingan antar perusahaan dan antar waktu, namun di sisi lain mungkin kurang relevan karena ketidakmampuan standar merefleksi kejadian ekonomi entitas yang berbeda antar perusahaan dan antar waktu. Sebaliknya pada ekstrim kanan, standar mensyaratkan penerapan judgment dan keahlian professional baik oleh manajer maupun auditor dalam menentukan depresiasi asset yang paling merefleksi kondisi perusahaan. Standar semacam ini konsisten dengan tujuan pelaporan keuangan untuk dapat menggambarkan kejadian yang sesungguhnya di perusahaan, namun terlalu mahal untuk diterapkan dan menurunkan komparabilitas antar perusahaan dan antar tahun. Jadi, sebenarnya tidak ada standar yang berada pada titik ekstrim garis kontinum. Standar akan berisi kombinasi prinsip dan aturan, hanya saja ada standar yang memiliki aturan lebih banyak dibanding standar yang lain sehingga orang menyebutnya sebagai rules-based.
Beberapa penulis mengidentifikasi beberapa kos dan manfaat dari rules-based dan principles-based standard. Standar yang detail memiliki beberapa manfaat. Schipper (2003) mengidentifikasi manfaat dari standar yang detail, yaitu (1) meningkatkan komparabilitas, (2) meningkatkan verifiabilitas (konsensus antar pengukur), (3) mengurangi kemungkinan perselisihan mengenai suatu perlakuan akuntansi, dan (4) mengurangi risiko litigasi. Namun, standar yang detail juga bukan tanpa kos. Standar yang detail tidak dapat memenuhi tantangan perubahan kondisi keuangan yang kompleks dan cepat dan sering menyediakan benchmark untuk menentukan kesesuaian dengan aturan (form) tapi tidak merefleksi kejadian ekonomi yang mendasarinya secara substansial (Finnerty 1988, dalam AAA Financial Accounting Standard Committee, 2003). Standar yang detail juga menyediakan insentif bagi manajemen untuk menstrukturkan transaksi sesuai hasil yang diharapkan berdasarkan aturan dalam standar. Auditorpun menjadi lebih sulit untuk menolak manipulasi yang dilakukan oleh manajemen ketika ada aturan detail yang menjustifikasinya.

Standar berbasis prinsip memberi keunggulan dalam hal memungkinkan manajer memilih perlakuan akuntansi yang merefleksikan transaksi atau kejadian ekonomi yang mendasarinya, meskipun hal sebaliknya dapat terjadi. Standar berbasis prinsip memungkinkan manajer, anggota komite audit, dan auditor menerapkan judgment profesionalnya untuk lebih fokus pada merefleksi kejadian atau transaksi ekonomi secara substansial, tidak sekedar melaporkan transaksi atau kejadian ekonomi sesuai dengan standar.

ARTKEL TERKAIT



0 komentar:

Posting Komentar