Rabu, 26 September 2012

Desa Karang Suci Tanah Kelahiranku





Desa Karang Suci terletak di dalam wilayah Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur. - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lubuk Saung Kecamatan Arga Makmur. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Gunung Alam Kecamatan Arga Makmur. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Purwodadi Kecamatan Arga Makmur. Luas wilayah Desa Karang Suci adalah 120 Ha dimana 90% berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 10 % daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Iklim Desa Karang Suci, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Karang Suci Kecamatan Arga Makmur.

Keadaan Sosial

Penduduk Desa Karang Suci berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Provinsi, Jawa Tengah, Bengkulu Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat. Sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Karang Suci dan hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Karang Suci secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara Rumah Tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, Honorer, guru, tenaga medis, TNI/Polri, dll.

KONDISI PEMERINTAH DESA

Pembagian Wilayah Desa Pembagian wilayah Desa Karang Suci dibagi menjadi 3 (tiga) dusun, dan masing-masing dusun membawahi beberapa wilayah RT diantaranya Dusun I membawahi 3 RT, Dusun II Membawahi 3 RT, Dusun III membawahi 4 RT, sementara pusat Desa berada di dusun II (dua), setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

Selasa, 06 Maret 2012

Dasar Utama Akuntansi


1.       Komponen laporan Keuangan:
2.       Neraca:
Laporan laba Rugi:
Aging Schedule:
Paid In Capital:
Earning Per Share:
Deviden:
Slow Moving Inventory:
3.       Macam-macam Aset
4.       Aset Lancar disusun berdasarkan:
5.       Harga perolehan Aset tetap:
6.       Metode Depresiasi:
7.       Macam-macam kewajiban:
8.       Metode penilaian persediaan:
9.       Metode pencatatan persediaan:
10.   Perbedaan jenis saham:
11.   Metode penyusutan penyusunan laba rugi:
12.   Metode penyusunan laporan arus kas:
13.   Pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha:
14.   Depresiasi dan amortisasi:
15.   Struktur perhitungan harga pokok produksi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur:




Perencanaan Audit


Standar Pekerjaan Lapangan dalam Standar Auditing mengharuskan bahwa audit harus direncanakan dengan sebaik-baiknya- Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: (1) memperoleh bukti kompeten yang memadai, (2) membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalam jumlah wajar, (3) menghindari kesalahpahaman dengan klien- Acceptable audit risk/AAR (risiko akseptibilitas audit): ukuran untuk menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit dilaksanakan dan pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan- Inherent Risk/IR (risiko inheren/risiko bawaan): ukuran penilaianauditor ataskemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas account sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian intern- Penilaian terhadap AAR dan IR merupakan bagian penting dari perencanaan karena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan dan penugasan staf yang lebih berpengalaman dan pelaksanaan audit
Presentation OutlinePerencanaan Audit
I. Menerima Klien dan Melakukan Perencaan Audit Awal
II. Memahami Bisnis dan Industri Klien
III.Menilai Risiko Bisnis KlienIV.Melakukan Prosedur Analitik Awal

Kamis, 23 Februari 2012

Sewa Guna Usaha (Leasing)


Hukum Perikatan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Suatu perjanjian antara dua pihak dimana pihak pertama tanpa melepaskan hak miliknya atas suatu barang modal mengikatkan diri untuk memberikan hak pakai atas miliknya itu kepada pihak kedua untuk jangka waktu tertentu yg ada hubungan dg unsur ekonmis benda tsb dan pihak kedua mengikatkan diri utk menggunakn barang modal tsb dengan membayar harga lease (imbalan) yg besarnya telah disepakati bersama.

Lessor                                                                                                           Lessee
                                                               
Suplier
n  Para pihak                          
¨  Pihak I                   Lessor
¨  Pihak II                                 Lessee
¨  Pihak III                Suplier/Pabrikan
 
n  Lessor adalah pihak yg menyediakan barang modal untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala
¨  perusahaan pembiayaan yang bersifat “multi finance”, tetapi dapat juga perusahaan yang khusus bergerak di bidang leasing

Daftar PSAK 2002


No
PSAK
STANDAR

 

UMUM



KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (REVISI 1998)
2
LAPORAN ARUS KAS
3
LAPORAN KEUANGAN INTERM
4
PELAPORAN SEGMEN (REVISI 2000)
5
AKUNTANSI DAN PELAPORAN BAGI PERUSAHAAN DALAM TAHAP PENGEMBANGAN
6
PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
7
PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK





TOPIK KHUSUS

8
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
9
AKUNTANSI UNTUK INVESTASI
10
AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI
11
AKUNTANSI PENGABUNGAN USAHA
12
AKUNTANSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
13
AKUNTANSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN / PERUSAHAAN ASOSIASI
14
AKUNTANSI EFEK TERTENTU
15
KONTIJENSI DAN PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
16
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
17
PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING
18
PALAPORAN KEUANGAN MENGENAI BAGIAN PARTISIPASI DALAM PENGENDALIAN BERSAMA OPERASI DAN RISET
19
LABA ATAU RUGI BERSIH UNTUK PERIODE BERJALAN, KESALAHAN MENDASAR, DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
20
AKUNTANSI KUASI ORGANISASI
21
AKUNTANSI MATA UANG PELAPORAN
22
AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM
23
AKUNTANSI RESTRUKTURISASI HUTANG PIUTANG BERMASALAH
24
AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI
25
KEWAJIBAN DIESTIMASI, KEWAJIBAN KONTIJENSI, DAN AKTIVA KONTIJENSI
26
OPERASI DALAM PENGHENTIAN




 

AKUN TERTENTU

27
PERSEDIAAN
28
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN
29
AKUNTANSI PENYUSUTAN
30
AKTIVA TAK BERWUJUD (REVISI 200)
31
PENURUNAN NILAI AKTIVA
32
20
BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN
33
AKUNTANSI EKUITAS
34
PENDAPATAN
35
AKUNTANSI IMBALAN KERJA (Revisi 2004)
36
BIAYA PINJAMAN (REVISI 1997)
37
AKUNTANSI WARAN
38
AKUNTANSI ANJAK PIUTANG
39
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
40
AKUNTANSI TANAH
41
LABA PER SAHAM





INDUSTRI KHUSUS
42
AKUNTANSI DANA PENSIUN
43
AKUNTANSI PERKOPERASIAN (REVISI 1998)
44
28
AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN (REVISI 1996)
45
AKUNTANSI MINYAK DAN GAS BUMI
46
AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA
47
AKUNTANSI PERBANKAN (REVISI 2000)
48
AKUNTANSI PENGUSAHAAN HUTAN
49
AKUNTANSI PERTAMBANGAN UMUM
50
AKUNTANSI KONTRAK KONTRUKSI
51
AKUNTANSI PENDAPATAN JASA TELEKOMUNIKASI
52
AKUNTANSI ASURANSI JIWA
53
AKUNTANSI PENYELENGGARAAN JALAN TOL
54
AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI
55
AKUNTANSI PERUSAHAAN EFEK
56
AKUNTANSI AKTIVITAS PENGEMBANGAN REAL ESTAT
57
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
58
AKUNTANSI REKSADANA