Selasa, 06 Maret 2012

Perencanaan Audit


Standar Pekerjaan Lapangan dalam Standar Auditing mengharuskan bahwa audit harus direncanakan dengan sebaik-baiknya- Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: (1) memperoleh bukti kompeten yang memadai, (2) membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalam jumlah wajar, (3) menghindari kesalahpahaman dengan klien- Acceptable audit risk/AAR (risiko akseptibilitas audit): ukuran untuk menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit dilaksanakan dan pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan- Inherent Risk/IR (risiko inheren/risiko bawaan): ukuran penilaianauditor ataskemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas account sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian intern- Penilaian terhadap AAR dan IR merupakan bagian penting dari perencanaan karena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan dan penugasan staf yang lebih berpengalaman dan pelaksanaan audit
Presentation OutlinePerencanaan Audit
I. Menerima Klien dan Melakukan Perencaan Audit Awal
II. Memahami Bisnis dan Industri Klien
III.Menilai Risiko Bisnis KlienIV.Melakukan Prosedur Analitik Awal


I. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal
A. Client Acceptance and Continuance
B. Indentifikasi Alasan Klien Meminta Penugasan Audit
C. Membuat Kesepahaman dengan Klien
D. Memilih Staf untuk Melaksanakan Penugasan
E. Mengevaluasi Kebutuhan terhadap Spesialis dari Luar

II. Memahami Bisnis dan Industri Klien
A. Alasan utama untuk Memahami Industri dan Lingkungan Eksternal
B. Operasi dan Bisnis Proses
C. Manajemen dan Governance
D. Tujuan dan Strategi KlienE. Pengukuran dan Kinerja



III. Menilai Risiko Bisnis Klien
Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam mencapaitujuan bisnisnya.Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannnya. Contoh: kompetitor, teknologi baru, kondisi industri,dan regulatory environment Perhatian utama terletak pada kemungkinan salah saji material dalam LK klien Contoh: sebuah perusahaan supplier peralatan IT memiliki persediaan peralatan komputer dalam jumlah besar karena memprediksi tingkat penjualanyang akan meningkat pesat. Tetapi penurunan kondisi ekonomi mengakibatkan penurunan penjualan yang signifikan. Perusahaan IT biasanya memiliki siklus yang pendek,sehingga auditor harus memperhatikan nilai persediaan ini agar tidak disajikan secara tidak wajar dalam LK 

IV. Melakukan Prosedur Analitik Awal
A. Definisi Prosedur Analitik
B. Kemampuan Membayar Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt)
C. Rasio Likuiditas (Liquidity Activity Ratios)
D. Kemampuan Membayar Hutang Jangka Panjang (Meet Long-termDebt Obligation)
E. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)Standar Pekerjaa Lapangan menharuskan Akuntan Publik untuk merencanakan audit sebaik mungkin.

Tahap awal dari perencanaanaudit (audit planning) terdiri dari 4 hal , yaitu:
1. Accept client and perform initial audit planning (menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal)
2. Understand the Clent’s Business and Industry (memahami karakteristik bisnis dan industri klien)
3. Assess Client Business Risk (Menilai Risiko Bisnis Klien)
4. Perform Preliminary Analytical Procedures (Melakukan Prosedur Analitik Awal)

A. AUDIT PLAN (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)
Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-baiknya dalam setiap penugasan audit. Oleh sebab itu tahap perencanaan audit merupakan tahap yang mau tidak mau harus mendapat perhatian yang serius dari auditor. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik bila terencana dengan baik. Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut :“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”
1. Pengertian dan Tujuan Audit Plan
Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaandan lingkup audit yang diharapkan disusun segera setelah MANAGEMENT LETTER (surat perikatan) disetujui klien.Tujuan Audit Plan adalah untuk mencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang secara kuantitatif  berdampak material terhadap laporan keuangan. Dalam merencanakan audit :Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan professional Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat matealitas Untuk  audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas : Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai dususun Setelah laporan keuangan yang akan diaudit selesai diaudit, namun perlu dimodifikasi Untuk kedua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan intern klien yang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu /lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam perekonomian secara keseluruhan Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain : Pahami bisnis dan industri klien Kebijakan dan prosedur akuntansi klien Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien,termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit

Pos laporan keuangan yang memerlukan  penyesuaian (adjustment) Kondisi yang mungkin memerlukn perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliuran dan ketidak beresan yang material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas sebagai contoh: laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit :
Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien. Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengantujuan untuk mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Hal-hal yang berkaitan dengan bisnis dan industri klien yang perludipahami auditor adalah jenis bisnis dan produk klien lokasi dan karekteristik operasi klien seperti metode produksi dan pemasaran .jenis dan karakteristik ondustri. Hal ini menentukan sensitivitas bisnis klien terhadap perubahan kondisi ekonomi. Kebijakan danpraktik industri sangat berdampak kepada kelangsungan usaha klien. Eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungan erat dengan klien misalnya sama-sama anak perusahaan dari suatu holding company

Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien Karekteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi.Melakukan prosedur analitis Prosedur analitis adalh pengevaluasian informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan-hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan.Prosedur analitis dilakukan dalam tiga tahap audit yaitu tahapperencanan, tahap pengujian atau tahap pengerjaan lapangan, dantahap penyimpulan hasil audit. Dalan tahap perencanaan, prosedur analitis berguna untuk membantu auditor merencanakan sifat, penentuan waktu, dan luas prosedur audit. Dalam tahap pengerjaan lapangan, prosedur analitis merupakan prosedur audit yang optimal. prosedur analitis dilakukan sebagai salah satu pengujian substansif untuk menghimpun bahan bukti tentangasersi tertentu yang terkait dengan saldo rekening.
Dalam tahap pengambilan kesimpulan hsil audit, prosedur analitis berguna sebagai alat untuk penelaahan akhir tentang rasionalitas laporan keuangan auditan. Melakukan penilaian awal terhadap materialitas Materialitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam auditlaporan keuangan karena materialitas mendasari penerapan standar auditing, khususnya pengerjaan lapangan, dan stndar pelaporan. materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.Menilai risiko auditAudit harus mempertimbangkan risiko audit dalam melakukan perencanaan audit. Risiko audit adalah risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporankeuangan yang diaudit:
Risiko audit terdiri dari atas tiga komponen, yaitu
Risiko bawaan
♣ Risiko bawaab adalah kerentanan atau mudah tidaknya suatu akun mengalami salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prodedur struktur pengendalain intern yang tekait. Contoh : asersi keberadaan atau keterjadian akun piutang dagang mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi dari pada aktiva tetap. Keberadaan aktiva tetap lebih mudah dibuktikan dari pada keberadaan piutang dagang.
♣ Risiko pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi yang tidak dapat didetksi ataupundicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern satuan usaha. Semakin efektif struktur pengendalian intern maka senakin kecil risiko pengendalian
Risiko deteksi
♣ Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksisalah saji matrial yang terdapat dalam suatu asersi.Risiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan auditor dengan cara melakukan perencaaan yang memadai, dan supervisis atau pengawasan yang tepat, serta penerapan standar pengendalian mutu. Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang signifikan Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.Strategi audi, yaitu :
Primarily substantive approach Pada strategi ini auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian.Lower assessed level of control risk approachPada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujiam substanti, auditor tetap melakukan pengujian substantive meskipun tidak  seek stensuf b pada primarilysubstantive approach Menghimpun pemhaman sruktur pengendalian intern klien Standar pengerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebik-baiknya, termasuksifat, dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribisi dan lain-lain.Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis kliem melalui pengalaman dengan klien dan industrinya, pengajuan pertanyaan kepada pengawai perusahaan klien, kertas kerja audit dari tahunsebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan karekteristik opersi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), publikasi yang diperlukan industri lapoarankeuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memilikipengetahuan industri klien Pengetahuan bisnis klien membantu auditor mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, menila kondisi yangdidalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dandikumpulkan dalam organisasi, menilai kewajaran estimasi, sertapenilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu danlain-lain.Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten,tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah yang pentingyang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan dilaksanakan, danmenyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.
memahami tanggung  jawabnya dan tujuan prosedur audit mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur tersebut dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalahakuntansi dan audit) Para asisten harus diberitahu tanggung  jawab mereka dan tujuan
prosedur audit yang mereka laksanakan.yang mereka laksanakan.Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur yang harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit.
2. Isi Audit Plan
Isi dari audit plan mencakup :Hal-hal mengenai klien
¬ Bidang usaha klien, alamt, no. telepon, fax.Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian) Kebijakan akuntansi- Buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian, bukukas/bank, buku memorial
- Meode pembukuan : manual, computer, mesin pembukuan Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu dan sekarang. Client contact : presiden direktur, controller, penasihat hukum Accounting, auditing dan tax problem- Accounting problem : perubahan metode pencatatan dan manual kekomputer, revaluasifixed asset, perubahan metode atau tariff penyusutan- Auditing problem : hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, perubahan accounting policy- Tax problem : masalah restitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua pembukuan dan perusahaan.
Hal-hal yang mempengaruhi klien
- Majalah ekonomi/surat kabar  (bissiness news, ekonomi keuangan Indonesia) Rencana kerja auditor:

a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan
c. Jenis jasa yang diberikan
 Hal-hal Tambahan
a. Bantuan yang dapat diberikan klien
b. Time schedulePada akhir Audit Plan, mencantumkan:
a. Dibuat oleh
b. Review oleh:
c. Approved oleh:
B. AUDIT PROGRAM1. Pengertian dan Tujuan Audit Program
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis )yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit ( akan lebihbaik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test dans ubstantive test.Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut
2. Manfaat Audit Program
Manfaat audit program yaitu: Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana harus menyelesaikanSebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalianpemeriksaan. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien Disusun setelah Audit Plan ( tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai ) Disusun secara standarisasi untuk semua klien Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klienAudit Program yamg baik mencamtumkan :Tujuan pemeriksaan  (audit objective) Prosedur audit yang akan dijalankan Kesimpulan pemeriksaan Prosedur audit  program :Prosedur audit program untuk compliance test Prosedur audit program untuk substantive test Prosedur audit program untuk keduanya
SA Seksi 329 PROSEDUR ANALITIK Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN
01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik dan mengharuskan penggunaan prosedur analitik dalam tahap perencanaan dan tahap review menyeluruh semua audit.
02 Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data. Asumsi dasar penerapan prosedur analitik  adalah bahwa hubungan yang masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.
03 Pemahaman hubungan keuangan adalah penting dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil prosedur analitik, dan secara umum juga menuntut dimilikinya pengetahuan tentang klien dan industri yang menjadi tempat usaha klien. Pemahaman atas tujuan prosedur analitik dan keterbatasannya juga penting. Oleh karena itu, identifikasi hubungan dan jenis data yang digunakan, serta kesimpulan yang diambil apabila membandingkan jumlah yang tercatat dengan yang diharapkan, membutuhkan pertimbangan auditor.
04 Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkupprosedur auditlainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan pada butir a dan c di atas untuk semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagai
05 Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan harapan tersebut dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang masuk akal, yang secara pantas diharapkan terjadi berdasarkan pemahaman auditor mengenai klien dan industrinya. Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:
a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk ekstra polasi dari data interim atau tahunan.
c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.
d. Informasi industri bidang usaha Mien, misalnya informasi laba bruto.
e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan.
PROSEDUR ANALITIK DALAM PERENCANAAN AUDIT
06 Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur  audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik perencanaan audit harus ditujukan untuk:
a. Meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksiatau peristiwayang terjadi sejak tanggal audit terakhir dan,
b. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risikotertentu yang bersangkutan dengan audit. Jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasikan hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang tidak biasa, dan jumlah, ratio serta trend yang dapat menunjukkan masalah yang berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.
07 Prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit umumnya menggunakan data gabungan yang digunakan untuk pengambilan keputusan ditingkat atas. Lebih lanjut kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan atas pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien. Untuk beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besaratau daftar saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk entitas yang lain,prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan keuangan  triwulan yang ekstensif. Pada kedua keadaan tersebut, prosedur analitik yang dikombinasikan dengan pengetahuan auditor tentang bisnis, menjadi dasar dalam menentukan permintaan keterangan tambahan dan perencanaan yang efektif.
08 Walaupun prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit sering kali hanya menggunakan data keuangan, tetapi kadangka lain formasi non keuangan yang relevan juga dipertimbangkan. Misalnya jumlahkaryawan, luas ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi dan informasi serupalainnya mungkin membantu dalam mencapai tujuan prosedur.
PROSEDUR ANALITIK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENGUJIANSUBSTANTIF
09 Kepercayaan auditor terhadap pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu  asersi1 dapat berasal dari pengujianrinci, dari prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenaiprosedur yangdigunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada.
10 Auditor mempertimbangkan tingkat keyakinan, jika ada, yang diinginkan nyadari pengujian substantif untuk suatu tujuan audit dan memutuskan,antara lain prosedur yang mana, atau kombinasi prosedur mana, yang dapat memberikan tingkat keyakinan tersebut. Untuk asersi tertentu, prosedur analitik cukup efektif dalam memberikan tingkat keyakinan memadai. Namun, pada asersi lain, prosedur analitik mungkin tidak seefektif atau seefisien pengujian rinci dalammemberikan tingkat keyakinan yang diinginkan.
11 Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain:
a. Sifat asersi.
b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.
c. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untukmengembangkan harapan.
d. Ketepatan harapan.
SIFAT ASERSI
12 Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh,perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi individual. Perbedaan dari hubungan yang diharapkan dapat juga menunjukkan kemungkinan penghilangan dari catatan akuntansi bilamana bukti transaksi individual dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan tidak langsung tersedia.
KELAYAKAN DAN KEMAMPUAN UNTUK MEMPREDIKSIKANSUATU HUBUNGAN
13 Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan padahal kenyataannya tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah. Di samping itu, adanya satu hubungan yang tidak diharapkan dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.
14 Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur analitik dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan harapan. Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat diduga dari pada hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil. Hubungan yang melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga dari pada hubungan yang melibatkan hanya akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan transaksi selama
satu periode waktu, sementara akun neraca mencerminkan saldo pada satu titik waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung pada keputusan manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh, manajemen mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dari pada mengganti aktiva tetap atau mereka mungkin menunda suatu pengeluaran klien.
KETERSEDIAAN DAN KEANDALAN DATA
15 Data mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk mengembangkan taksiran bagi beberapa asersi. Sebagai contoh, untuk menguji asersi kelengkapan, penjualan yang ditaksir bagi jenis usaha tertentu mungkin dapat dikembangkan dari statistik produksi atau ukuran tempat penjualan. Bagi jenis usaha lain, data yang relevan untuk asersi kelengkapan penjualan mungkin tidak langsung tersedia dan mungkin akan lebih efektif clan efisien untuk menggunakan catatan pengiriman yang rinci dalam menguji asersi tersebut.
16 Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan atas konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan  harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan dari prosedur analitik.Auditor harus menilai keandalan data dengan mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi pengumpulan data serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor mengenai data itu. Faktor berikutini mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap keandalan data untuk mencapai tujuan audit:
a. Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas atau dari sumber didalam entitas.
b. Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka yang bertanggungjawab atas jumlah yang diaudit.
c. Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan dengan pengendalian memadai.
d. Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya.
e. Apakah harapan dikembangkan dengan memakai data dari berbagai sumber.

KETEPATAN HARAPAN
17 Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakinan yang diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji yang material, baik secara individu atau secara kelompok, dengan salah saji lainnya, akan teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor (paragraf 20). Ketika harapan menjadi lebih tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit,sehingga jika terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil prosedur analitik dengan angka sesungguhnya, perbedaan tersebut kemungkinan besar karena salah saji. Ketepatan harapan tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan auditor terhadap faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yangdiaudit dan tingkat kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.
18 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hubungan keuangan.Sebagaicontoh, penjualan dipengaruhi oleh harga, volume dan campuran produk. Sebaliknya,masing-masing hal itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan faktor yang bertentangan dapat menutupi salah saji. Identifikasi yang lebih efektif terhadap faktor yang secara signifikan mempengaruhi hubungan umumnya dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya keyakinan yang diinginkan dari prosedur analitik.
19 Harapan yang dikembangkan pada tingkat yang rinci biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih besar dalam mendeteksi salah saji jumlah tertentu dari pada perbandingan secara luas. Jumlah bulanan biasanya akan lebih efektif dari pada jumlah tahunan dan perbandingan berdasarkan lokasi atau jalur  usaha biasanya akan lebih efektif dari pada membandingkan perusahaan secara keseluruhan. Tingkat kerincian yang cocok akan dipengaruhi oleh sifat klien, besarnya dan kerumitannya. Umumnya risiko salah saji yang material menjadi kabur akibat meningkatnya faktor yang bertentangan karena operasi klienmenjadi lebih rumit dan lebih beragam. Penguraian masalah akan membantu mengurangirisiko ini.
PENYELIDIKAN DAN EVALUASI PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN
20 Dalam merencanakan prosedur analitik sebagai pengujian substantif, auditor harus mempertimbangkan jumlah perbedaan yang diharapkan yang dapat diterima tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pertimbangan ini dipengaruhi terutama oleh materialitas dan harus konsisten dengan tingkat keyakinan yang diinginkan dari prosedur ini. Penentuan jumlah ini melibatkanpertimbangan kemungkinan bahwa kombinasi dari salah saji dalam saldo akun tertentu, atau golongan transaksi tertentu, atau saldo atau golongan transaksi lainnya, dapat terhimpun menjadi suatu jumlah yang tidak dapat diterima.

21 Auditor harus mengevaluasi perbedaan material yang tidak diharapkan. Dengan mempertimbangkan kembali metode dan faktor yang digunakan dalam mengembangkan harapan dan permintaan keterangan dari manajemen dapat membantu auditor dalam hal ini Namun, tanggapan manajemen biasanya harus didukung dengan bukti lain. Dalam keadaan tersebut, bila penjelasan tentang perbedaan tidak dapat diperoleh, auditor harus mendapatkan bukti yang cukup mengenai asersi yang bersangkutan dengan melakukan prosedur audit lainnya untuk meyakinkan dirinya apakah perbedaan tersebut kemungkinan merupakan salah saji ³Dalam mendesain prosedur audit lainnya itu, auditor harus mempertimbangkan perbedaan yang tidak dapat dijelaskan, yang mungkin menunjukkan risiko yang meningkat dari salah saji yang material. (Lihat SA Seksi 316 [PSA No. 70 ] Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan.)

PROSEDUR ANALITIK YANG DIGUNAKAN DALAM REVIEW YANGMENYELURUH
22 Tujuan prosedur  analitik yang diterapkan dalam tahap review menyeluruh adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Berbagai macam prosedur analitik mungkin bermanfaat untuk tujuan ini. Review menyeluruh umumnya meliputi pembacaan laporan keuangan dan catatannya serta mempertimbangkan :
a. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak biasa atau yang tidak diharapkan, yang diidentifikasi pada waktu perencanaan audit atau dalam pelaksanaan audit, dan
b. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang sebelumnya tidak diidentifikasi.Hasil review menyeluruh dapat menunjukkan bahwa bukti tambahan mungkin diperlukan

ARTKEL TERKAIT



0 komentar:

Posting Komentar